Jumat, 14 November 2014

Public Speaking

Public speaking, merupakan salah satu skill penting yang harus dimiliki oleh setiap orang untuk bisa membangun karir yang sukses. Sebuah penelitian membuktikan bahwa sebagian besar perusahaan menjadikan kemampuan public speaking sebagai kriteria tertinggi dalam menilai calon pelamar kerja di perusahaannya.
Terlebih lagi di masa kini, pengetahuan bukanlah segalanya untuk mencapai sebuah kesuksesan. Orang dengan pendidikan tinggi belum tentu akan mudah diterima untuk bekerja di suatu perusahaan apabila ia tidak mampu berkomunikasi dengan baik di depan umum.

Penerapan Public Speaking
Disadari atau tidak, kita seringkali melakukan public speaking dalam menjalani kehidupan sehari-hari, bahkan oleh mahasiswa sekalipun. Mengutarakan pendapat di dalam rapat, bercerita kepada teman-teman di sekitar, dan presentasi di depan kelas merupakan segelintir contoh dari penerapan public speaking.

Noise dalam Public Speaking
Namun, dalam proses komunikasi seringkali arti dari pesan yang dikirim oleh pengirim pesan tidak sama dengan arti dari pesan yang sudah diterima oleh penerima pesan. Hal ini dikarenakan adanya ‘noise’(gangguan fisik, masalah semantik, perbedaan budaya, dll.) yang dapat mengubah makna dari pesan tersebut.

Ciri-ciri Public Speaking yang baik
Orang dengan kemampuan public speaking yang baik adalah orang yang mampu menyampaikan pesan kepada orang banyak, namun pesan dapat sampai ke penerima pesan sesuai dengan apa yang ingin disampaikan.

Berikut tips tepat guna bagi anda yang ingin memperdalam kemampuan public speaking :

1. Jadilah spontan
Jangan menghapal isi pembicaraan anda. Dengan menghapal, maka gaya bicara kita akan terlihat kaku dan kedekatan personal tidak akan terjalin. Apalagi jika kita melupakan suatu kata dalam speech. Niscaya kita akan kelabakan, panik, dan bicara kita jadi kacau.

2. Tulis materi yang ingin disampaikan dalam bentuk poin-poin
Menulis poin-poin yang penting-penting saja, kemudian menjelaskannya secara alami, itulah kunci untuk menciptakan komunikasi yang baik. Dengan demikian, anda tidak melewatkan satu pun ilmu yang ingin disampaikan.

3. Interaksi dengan audience
Penting untuk mendapatkan feedback dari audience supaya komunikasi kita jadi lebih hidup. Makanya, jangan lupa untuk berinteraksi. Dari feedback audience, kita bisa mengukur level humor yang bisa diterima audience.

4. Sisipkan humor
Menurut Anthony Robbins, salah satu motivator dunia, humor adalah pelumas yang dapat membantu penyampaian informasi menjadi lebih lembut.

5. Penguasaan materi melahirkan improvisasi
Sebelum melakukan speech, penting untuk menguasai materi supaya kita bisa melakukan improvisasi. Terutama apabila durasi anda masih panjang, sementara materi anda sudah habis.

6. Time management
Atur waktu yang diberikan pada anda dengan baik. Dengan time management yang sudah diperkirakan sebelumnya, anda bisa lebih mudah menyusun materi dan menepati deadline.

7. Gunakan kekuatan cerita
Jangan meremehkan kekuatan cerita. Pengalaman asli merupakan media yang paling ampuh untuk meyakinkan audience. Apalagi jika disampaikan dengan gaya yang meyakinkan. Mereka akan larut dengan cerita anda.

8. Bangun kredibilitas
Percayalah bahwa kredibilitas pembicara mampu mempengaruhi tingkat kepercayaan pendengar. Ada banyak cara untuk membangun kredibilitas, misalnya dengan gaya yang lugas. Namun cara paling mudah adalah menyiapkan fakta berupa data dan statistik untuk mendukung statement yang kita sampaikan.

9. Mix pesan yang akan disampaikan
Mix materi, humor, cerita dan statistik di atas dalam sebuah informasi yang menarik untuk didengarkan. Di sini, anda bisa membujuk sekaligus menghibur.

10. Berbicara dengan jelas
Seorang pembicara harus terlatih untuk berbicara dengan jelas. Supaya setiap informasi dapat diterima dengan baik. Maka bersyukurlah jika negara kita menggunakan Bahasa Indonesia, di mana penulisan adalah sama dengan pengucapan.

 11. Gunakan intonasi yang berbeda
Apabila kita hanya menggunakan 1 intonasi saja selama speech, maka speech kita akan terdengar datar dan boring. Beri ledakan-ledakan bila perlu.

12. Kontak mata
Kontak mata sangat penting dalam membangun suatu komunikasi. Mereka akan merasa spesial. Perhatian mereka tidak sekedar bertepuk sebelah tangan.

13. Gunakan bahasa tubuh
Seringkali seorang speaker tangannya mati ketika di depan publik. Padahal bahasa tubuh mampu memberi penegasan-penegasan pada informasi yang ingin ditekankan. Maka seringlah mengangkat tangan anda tinggi-tinggi di depan cermin untuk menemukan pose yang khas anda banget.

14. Jangan ragu untuk “pause” dan ambil nafas

15. Hindari kata “emm” atau “ehh”
Daripada emm dan ehh, akan lebih baik bila anda menutup mulut dan kemudian mengambil nafas. Setelah itu baru memikirkan apa yang ingin disampaikan selanjutnya.

16. Be Interesting
Posisikan diri anda sejajar. Jangan minder. Anda akan tampak lebih interesting untuk dilihat.

17. Tunjukkan rasa percaya diri Anda
Seperti halnya singa, manusia punya cara untuk menyatakan rasa percaya dirinya. Tersenyum, pegang dagu dan membusungkan dada adalah beberapa sikap yang menunjukkan sikap percaya diri anda.

18. Buang tekanan yang anda rasakan
Rasa gugup mungkin akan menyelimuti perasaan anda saat akan mulai berbicara. Hal tersebut normal. Pembicara yang berpengalaman pun terkadap masih dihinggapi rasa gugup. Cara paling mudah menghadapi rasa gugup tersebut adalah merubah mindset anda. Berpikirlah bahwa anda di sini membawa informasi yang berharga bagi audience anda.

19. Persiapan
Siapkan segala hal yang mendukung speech anda. Mulai dari poin-poin yang paling kecil sekalipun seperti sapu tangan di saku dan air mineral.

20. Jam terbang
Langkah paling akhir untuk menjadi pembicara yang baik adalah terus berlatih. berbicaralah sesering mungkin. Ambil setiap kesempatan yang ada. Sebab seiring intensitas trial & error, anda baru bisa menemukan rumusan yang pas.

Sakah satu contoh Public Speaking adalah News Anchor.

Dalam tata bahasa, Newspresenter berarti adalah orang-orang yang bertugas untuk membawakan berita ke hadapan pemirsa baik di media televisi, radio, maupun internet.
Kategorisasi
Newspresenter bisa dikategorisasikan menjadi 3 jenis, yaitu:

Newsreader
News-reader adalah tipe newspresenter yang hanya membacakan berita. Jadi berita itu sendiri sudah ada text yang telah tersusun lengkap dengan segala macamnya, dan presenter hanya bertugas untuk membacanya tanpa menambahkan atau mengurangi apapun. Biasanya, presenter tersebut tidak turut langsung baik dalam proses pencarian berita maupun proses pengolahannya.

Contoh: Para presenter MetroTV ketika membawakan Headline News, dengan catatan tidak ada live report.

Newscaster
News-caster adalah orang yang selain membacakan/membawakan berita, dia juga ikut aktif dalam proses pencarian berita dan pengolahan naskah berita selanjutnya. Ibarat kata, segala sesuatunya nyaris dikerjakan olehnya seorang diri, dengan tim lain hanya bersifat sebagai pendukung. Newscaster kadang turut pula dalam proses pasca produksi berita.

Contoh: Agak susah untuk menemukan newspresenter kategori ini di Indonesia, namun dari hasil pengamatan, pada saat terjadi gempa di Yogya, maka Tengku Fiola dari antv tengah menjalankan perannya sebagai Newscaster.

Newsanchor
News-anchor yaitu orang yang membaca berita, tapi dalam kegiatannya itu dia juga memberikan improvisasi atau comment pada berita yang dibacakannya, selain itu dia juga menghandle live-interview, atau ikut serta memberikan pelaporan langsung pada saat berita tersebut ditayangkan. News-anchor juga kadang-kadang ikut dalam perumusan script supaya script bisa disesuaikan dengan style-nya dia.

Contoh: Adalah tipe yang cukup umum ditemukan di Indonesia. Para presenter dalam program-program berita utama, seperti Metro Hari Ini (MetroTV), atau Kabar Petang (tvOne) adalah contoh yang cukup gamblang.



Perbedaan Penerapan

Terlepas dari adanya perbedaan pengertian antara ketiga jenis newspresenter, pada kenyataannya, agak susah untuk bisa menarik garis batas yang jelas. Eropa, misalnya, lebih sering memakai istilah "newscaster", yang kadang penyebutannya bisa masuk ke dalam apa yang kita masukkan sebagai "newsreader". Sementara itu, Amerika Serikat dan Kanada lebih familier dengan menggunakan istilah "newsanchor", meskipun mungkin untuk beberapa kasus kurang bisa diterima oleh masyarakat Eropa.

Di Indonesia sendiri, lebih dikenal istilah "Penyiar Berita" untuk merangkum baik Newscaster, Newsreader, atau Newsanchor. Kata-kata ini baru mulai diperkenalkan oleh stasiun TV kabel, yang lalu akhirnya mulai membagi Penyiar Berita dalam beberapa kategori ini. Dalam kenyataannya, masing-masing stasiun TV pun memiliki kriteria yang berbeda-beda dalam penerapannya. tvOne misalnya, hanya mengenal Newsreader dan Newsanchor, sementara itu beberapa stasiun lainnya lebih suka menggunakan satu kata unifikasi seperti presenter untuk menyebut semua penyiarnya.


Beberapa cara untuk menjadi seorang News-Anchor :

1. Berkarier Reporter
Untuk menjadi seorang news anchor memang teramat susah, meski mendapatkan pengalaman terlebih dahulu dilapangan. Biasanya yang menjadi news anchor adalah yang sudah sangat berpengalaman di dunia jurnalistik, pertelevisian atau dunia broadcastinglah, oleh karenanya jarang yang instan menjadi news anchor. Peluang menjadi seorang reporter lebih besar untuk mengawali karier, baru setelah itu kamu bekerja keras menambah kemampuan kamu untuk menjadi seorang news anchor.
2.Menghadapi Narasumber
Kamu meski browsing dulu sebelum bekerja untuk lebih memahami topik acara yang akan dibawakan nanti. Selain itu kenali lebih dalam narasumber supaya membangun kedekatan, sehingga terlihat tegang pada saat diwawancara. Akan tetapi yang perlu diingat jangan tanyakan apa yang menjadi bahan wawancara saat shooting, sehingga terlihat tidak segar.
3. Rajin Berlatih
Sering-sering berlatih dalam hal tekhnik vokal berartikulasi yang jelas maupun acting sebagai news anchor di rumah, dengan cara kamu sendiri.

4. Menjaga Penampilan
Penting sekali penampilah dari seorang news anchor dan perlu diingat tidak selalu news anchor memakai pakaian yang disewakan, adakalanya memakai baju sendiri dan make-up sendiri. Oleh karena itu belajarlah merias diri kamu sendiri agar pas dikamera.


Sumber:


Jumat, 07 November 2014

Tugas Softskill 1

1.   Apa perbedaan penalaran Deduktif & Induktif ?

Ø  Pengertian Penalaran
Penalaran adalah proses berpikir yang bertolak dari pengamatan indera(pengamatan empirik) yang menghasilkan sejumlah konsep dan pengertian. Berdasarkan pengamatan yang sejenis juga akan terbentuk proposisi – proposisi yang sejenis, berdasarkan sejumlah proposisi yang diketahui atau dianggap benar, orang menyimpulkan sebuah proposisi baru yang sebelumnya tidak diketahui. Proses inilah yang disebut menalar. Ada dua jenis metode dalam menalar yaitu deduktif dan induktif.

Ø  Penalaran Deduktif
adalah proses penalaran untuk menarik kesimpulan berupa prinsip atau sikap yang berlaku khusus berdasarkan atas fakta-fakta yang bersifat umum. Proses penalaran ini disebut Deduksi. Kesimpulan deduktif dibentuk dengan cara deduksi. Yakni dimulai dari hal-hal umum, menuku kepada hal-hal yang khusus atau hal-hal yang lebih rendah proses pembentukan kesimpulan deduktif tersebut dapat dimulai dari suatu dalil atau hukum menuju kepada hal-hal yang kongkrit. Contoh : Masyarakat Indonesia konsumtif (umum) dikarenakan adanya perubahan arti sebuah kesuksesan (khusus) dan kegiatan imitasi (khusus) dari media-media hiburan yang menampilkan gaya hidup konsumtif sebagai prestasi sosial dan penanda status social.

Ø  Macam-macam Penalaran Deduktif

a. Silogisme
Silogisme adalah suatu proses penarikan kesimpulan secara deduktif. Silogisme disusun dari dua proposi (pernyataan) dan sebuah konklusi (kesimpulan). Dengan fakta lain bahwa silogisme adalah rangkaian 3 buah pendapat, yang terdiri dari 2 pendapat dan 1 kesimpulan.

b. Entimen
Entimen adalah penalaran deduksi secara langsung. Dan dapat dikatakan pula silogisme premisnya dihilangkan atau tidak diucapkan karena sudah sama-sama diketahui.

Ø  Penalaran Induktif
Penalaran induktif adalah proses penalaran untuk menarik kesimpulan berupa prinsip atau sikap yang berlaku umum berdasarkan fakta – fakta yang bersifat khusus, prosesnya disebut Induksi. Penalaran induktif tekait dengan empirisme. Secara impirisme, ilmu memisahkan antara semua pengetahuan yang sesuai fakta dan yang tidak. Sebelum teruji secara empiris, semua penjelasan yang diajukan hanyalah bersifat sementara. Penalaran induktif ini berpangkal pada empiris untuk menyusun suatu penjelasan umum, teori atau kaedah yang berlaku umum.

 Macam-macam Penalaran Induktif

1. Generalisasi
Generalisasi adalah pernyataan yang berlaku umum untuk semua atau sebagian besar gejala yang diminati generalisasi mencakup ciri – ciri esensial, bukan rincian. Dalam pengembangan karangan, generalisasi dibuktikan dengan fakta, contoh, data statistik, dan lain-lain.


Contoh generalisasi adalah setelah di adakan peninjauan dan penelitian lebih seksama, ternyata di kawasan bandung terdapat sekurang – kurangnya lima buah obyek wisata. Di kawasan Garu tempat obyek wisata, di kawasan tasikmalaya dan ciamis terdapat sekurang – kurangnya enam buah obyek wisata. Di daerah lain seperti suka bumi, banten, danyang lainnya juga terdapat obyek wisata. Dapat di katakan bahwa daerah jawa baratmemang kaya dengan obyek wisata.

Macam-macam generalisasi:

a. Generalisasi sempurna
Adalah generalisasi dimana seluruh fenomena yang menjadi dasar penimpulan diselidiki. Generalisasi macam ini memberikan kesimpilan amat kuat dan tidak dapat diserang. Tetapi tetap saja yang belum diselidiki.

b. Generalisasi tidak sempurna
Adalah generalisasi berdasarkan sebagian fenomena untuk mendapatkan kesimpulan yang berlaku bagi fenomena sejenis yang belum diselidiki.

2.   Apa syarat agar kesimpulan dalam deduktif dapat dipercaya?

Penarikan kesimpulan secara deduktif, dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu secara langsung dan tidak langsung.

• MENARIK SIMPULAN SECARA LANGSUNG
Penarikan secara langsung ditarik dari satu premis.
Contoh kalimat :
– Semua ikan bernafas melalui insang. ( premis )
– Semua yang bernafas melalui insang adalah ikan. ( simpulan )

• MENARIK SIMPULAN SECARA TIDAK LANGSUNG
Penarikan ini ditarik dari dua premis. Premis pertama adalah premis yang bersifat umum, sedangkan yang kedua adalah yang bersifat khusus. 

Contoh : Silogisme Kategorial. Silogisme kategorial adalah silogisme yang terjadi dari tiga proposisi, yaitu :
– Premis umum : premis mayor ( My )
– Premis khusus : premis minor ( Mn )
– Premis simpulan : premis kesimpulan ( K )
Contoh silogisme kategorial :
– My : Semua mahasiswa Universitas Gunadarma memiliki KTM.
– Mn : Aini Fatimah adalah mahasiswa Universitas Gunadarma.
– K : Aini Fatimah memiliki KTM.
•. Bentuk Gagasan / Penalaran Induktif
• Generalisasi ialah perihal bentuk gagasan atau simpulan umum dari suatu kejadian hal, atau sebagainya.

Contoh dalam paragaraf.
1. Setelah tugas menggambar kelas I B dikumpulkan, ternyata duapuluh anak perempuan menggambar bunga, dua orang anak perempuan menggambar pemandangan, dan satu orang saja menggambar binatang, sedangkan anak laki-laki bermacam-macam. Boleh dikatakan anak perempuan kelas I B cenderung membuat gambar bunga.
• Analogi ialah suatu penalaran yang bertolak dari peristiwa khusus mirip satu sama lain, kemudian menyimpulkan apa yang berlaku untuk suatu hal akan bertolak pula untuk hal lain.

• Kausalitas (sebab-akibat) ialah memulai suatu penjelasan dari peristiwa atau hal yang merupakan sebab, kemudian bergerak menuju ke suatu kesimpulan sebagai aspek (akibat) terdekat.

• Bentuk Gagasan / Penalaran Deduktif
1. Silogisme ialah menarik kesimpulan dari dua pernyataan(premis) yaitu
premis umum/mayor(PU) dan premis khusus/minor(PK).
PU : Semua A=B
PK : Semua C=A
S : Semua C=B
Contoh
PU : Semua makhluk hidup memiliki mata
PK : si Polan adalah makhluk hidup
S : maka si Polan mempunyai mata


3.   Buatlah 2 contoh penarikan kesimpulan melalui generelasi?

GENERALISASI

 Generalisasi adalah proses penalaran berdasarkan pengamatan atas sejumlah gejala dengan sifat-sifat tertentu mengenai semua atau sebagaian dari gejala serupa. Dari sejumlah fakta atau gejala khusus yang diamati ditarik kesimpulan umum tentang sebagian atau seluruh gejala yang diamati itu. Proses penarikan kesimpulan yang dilakukan dengan cara itu disebut dengan generalisasi. Jadi, generalisasi adalah pernyataan yang berlaku umum untuk semua atau sebagian gejala yang diamati. Karena itu suatu generalisasi mencakup ciri-ciri esensial atau yang menonjol, bukan rincian. Di dalam pengembangan karangan, generalisasi perlu ditunjang atau dibuktikan dengan fakta-fakta, contoh-contoh, data statistik, dan sebagainya yang merupakan spesifikasi atau ciri khusus sebagai penjelasan lebih lanjut.

Contoh:

•    Dicky adalah seorang polisi, dia berambut cepak.
•    Alfa adalah seorang polisi, dia berambut cepak.
Generalisasi: semua polisi berambut cepak

    Generalisasi dapat dibagi menjadi dua jenis yaitu, generalisasi tanpa loncatan induktif dan generalisasi dengan loncatan induktif.

1.    Generalisasi tanpa loncatan induktif:
Generalisasi tanpa loncatan induktif adalah generalisasi dimana seluruh fenomena yang menjadi dasar penyimpulan diselidiki.

Contoh: sensus penduduk

2.    Generalisasi Dengan Loncatan Induktif
Generalisasi Dengan Loncatan Induktif adalah generalisasi dimana kesimpulan diambil dari sebagian fenomena yang diselidiki diterapkan juga untuk semua fenomena yang belum diselidiki.

Contoh: Hampir seluruh pria dewasa di Indonesia senang memakai celana pantalon.


4.   Dapat dipercayakah kesimpulan dibawah ini ? jelaskan alasannya !
a)      Semua professor pandai
Ayahmu pandai
Pastilah Ayahmu professor

b)     Disemua Ibu Kota ada gedung pencakar langit
Disemua gedung industry ada gedung pencakar langit
Jadi , Ibu Kota adalah kota industry

Jawab : Tidak dapat dipercaya karena tidak semua ibu kota adalah kota industri

c)      Hasil sawah bertambah jika petani menanam padai unggul
Hasil sawah bertambah perairan diatur denagn baik
Hasil sawah bertambah jika petani menanam padi dan perairan diatur dengan baik

Jawab :Pernyataan diatas dapat dipercaya karena hasil sawah pasti bertambah jika petani menanam padi dan perairan diatur dengan baik.

http://lullymemangiseng.blogspot.com/2013/03/pengertian-penalaran-deduktif-dan.html
Metode Pengumpulan Data






Pengumpulan Data & Kutipan

Pengumpulan Data
Dalam penelitian, teknik pengumpulan data merupakan faktor penting demi keberhasilan penelitian. Hal ini berkaitan dengan bagaimana cara mengumpulkan data, siapa sumbernya, dan apa alat yang digunakan.
Jenis sumber data adalah mengenai dari mana data diperoleh. Apakah data diperoleh dari sumber langsung (data primer) atau data diperoleh dari sumber tidak langsung (data sekunder).
Adapun tiga teknik pengumpulan data yang biasa digunakan adalah angket, observasi dan wawancara.


1. Angket
Angket / kuesioner adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberikan seperangkat pertanyaan atau pernyataan kepada orang lain yang dijadikan responden untuk dijawabnya.
Meskipun terlihat mudah, teknik pengumpulan data melalui angket cukup sulit dilakukan jika respondennya cukup besar dan tersebar di berbagai wilayah.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penyusunan angket menurut Uma Sekaran (dalam Sugiyono, 2007:163) terkait dengan prinsip penulisan angket, prinsip pengukuran dan penampilan fisik.
Prinsip Penulisan angket menyangkut beberapa faktor antara lain :
·         Isi dan tujuan pertanyaan artinya jika isi pertanyaan ditujukan untuk mengukur maka harus ada skala yang jelas dalam pilihan jawaban.
·         Bahasa yang digunakan harus disesuaikan dengan kemampuan responden. Tidak mungkin menggunakan bahasa yang penuh istilah-istilah bahasa Inggris pada responden yang tidak mengerti bahasa Inggris, dsb.
·         Tipe dan bentuk pertanyaan apakah terbuka atau terturup. Jika terbuka artinya jawaban yang diberikan adalah bebas, sedangkan jika pernyataan tertutup maka responden hanya diminta untuk memilih jawaban yang disediakan.




2. Observasi
Obrservasi merupakan salah satu teknik pengumpulan data yang tidak hanya mengukur sikap dari responden (wawancara dan angket) namun juga dapat digunakan untuk merekam berbagai fenomena yang terjadi (situasi, kondisi). Teknik ini digunakan bila penelitian ditujukan untuk mempelajari perilaku manusia, proses kerja, gejala-gejala alam dan dilakukan pada responden yang tidak terlalu besar.

Ø  Participant Observation
Dalam observasi ini, peneliti secara langsung terlibat dalam kegiatam sehari-hari orang atau situasi yang diamati sebagai sumber data.
Misalnya seorang guru dapat melakukan observasi mengenai bagaimana perilaku siswa, semangat siswa, kemampuan manajerial kepala sekolah, hubungan antar guru, dsb.

Ø  Non participant Observation
Berlawanan dengan participant Observation, Non Participant merupakan observasi yang penelitinya tidak ikut secara langsung dalam kegiatan atau proses yang sedang diamati.
Misalnya penelitian tentang pola pembinaan olahraga, seorang peneliti yang menempatkan dirinya sebagai pengamat dan mencatat berbagai peristiwa yang dianggap perlu sebagai data penelitian.
Kelemahan dari metode ini adalah peneliti tidak akan memperoleh data yang mendalam karena hanya bertindak sebagai pengamat dari luar tanpa mengetahui makna yang terkandung di dalam peristiwa.
Alat yang digunakan dalam teknik observasi ini antara lain : lembar cek list, buku catatan, kamera photo, dll.

3. Wawancara
Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan melalui tatap muka dan tanya jawab langsung antara pengumpul data maupun peneliti terhadap nara sumber atau sumber data.
Wawancara pada penelitian sampel besar biasanya hanya dilakukan sebagai studi pendahuluan karena tidak mungkin menggunakan wawancara pada 1000 responden, sedangkan pada sampel kecil teknik wawancara dapat diterapkan sebagai teknik pengumpul data (umumnya penelitian kualitatif)

Wawancara terbagi atas wawancara terstruktur dan tidak terstruktur.

1.      Wawancara terstruktur artinya peneliti telah mengetahui dengan pasti apa informasi yang ingin digali dari responden sehingga daftar pertanyaannya sudah dibuat secara sistematis. Peneliti juga dapat menggunakan alat bantu tape recorder, kamera photo, dan material lain yang dapat membantu kelancaran wawancara.

2.      Wawancara tidak terstruktur adalah wawancara bebas, yaitu peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang berisi pertanyaan yang akan diajukan secara spesifik, dan hanya memuat poin-poin penting masalah yang ingin digali dari responden.

Kutipan

Kutipan adalah salinan kalimat,paragraph,atau paendapat dari seorang pengarang atau ucapan orang terkenal karena keahliannya,baik yang terdapat dalam buku,jurnal,baik yang melalui media cetak maupun elektronik.menurut kamus besar bahasa Indonesia,mengutip adalah mengambil perkataan atau kalimat dari buku atau yang lainnya.mengutip itu berbeda dengan plagiat.plagiat adalah mengambul karangan karangan atau pendapat orang lain dan menjadikannya seolah-olah karangan atau pendapat sendiri.

Ø  Jenis-jenis Kutipan :
Pada umumnya kutipan dapat dibedakan mmenjadi 2 macam, yaitu:

1. Kutipan langsung (Direct Quotation)

Kutipan Langsung (Direct Quotation) adalah kutipan yang dilakukan persis seperti sumber aslinya, kata-kata yang digunakan sama seperti bahan aslinya.

Kutipan langsung biasanya digunakan untuk hal-hal sebagai berikut:
·                     untuk mengutip rumus atau model matematika
·                     untuk mengutip peraturan-peraturanhukum, surat keputudsan, surat perintah.
·                     untuk mengutip peribahasa, puisi, karyadrama, dan kata-kata mutiara.
·                     untuk mengutip beberapa definisi yang dinyatakan dalam kata-kata yang sudah pasti.
·                     untuk memgutip beberapa pernyataan ilmiah yang jika dinyatakan dalam bentuk lain dikhawatirkan akan kehilangan maknanya.
Kutipan langsung dibagi menjadi 2,yaitu:
·                     kutipan langsung pendek (short direct quotation)
Adalah kutipan langsung yang panjangnya tidak melebihi tiga baris ketikan. Kutipan yang demikian dimasukkan dalam teks dengan memberikan tanda petik dyantara bahan yang dikutip. Kalau kutipan itu perlu dihilangkan beberapa kata atau bagian dari kalimat, maka pada awal kalimat diberi titik tiga buah.
·                     kutipan langsung panjang (Long Direct Quotation)
Adalah kutipan langsung yang panjangnya lebih dari tiga baris ketikkan. Kutipan tersebut diberi tempat sendiri, dalam alinea baru yang berdiri sendiri, diketik dengan satu spasi, dan lebar jorokkan kedalam dan kalimat pertama adalah tujuh ketukan huruf dari garis tepi yang baru, sedangkan baris kedua dan seterusnya dimulai sesudah dua ketukan huruf dari garis tepi kiri, serta tidak ditulis antara tanda petik.


2. Kutipan tidak langsung (Indirect Quotation atau paraphrase)

Kutipan tidak langsung adalah kutipan yang tidak persis sama seperti bahan aslinya. Kutipan ini merupakan suatu ketikan pokok-pokok pikiran atau ringkasan kesimpulan menurut jalan pikirasn dan bahasa pengutip sendiri. Kutipan ini tidak dituliskkan diantara tanda petik, melainkan langsung dimasukkan dalam kalimat atau alinea.

Kutipan tidak langsung dibedekkan mennjadi dua, yaitu:
·                     Kutipan tidak langsung pendek (short indirect quotation)
adalah kutipan tidak langsung yang terdiri darisatu alinea atau kurang.
·                     Kutipan tidak langsung panjang (long indirect quotation)
adalah kutipan tidak langsung yang terdiri lebih dari satu alinea.

Ø  Contoh-contoh Kutipan:

1. Kutipan langsung

“Pustaka Java berisi ribuan (lebih dari 5000) kelas beraneka ragam keampuhan. Kekayaan ini merupakan kandungan tersembunyi bahwa penggunaannya dapat menghemat ratusan jam kerja. Keampuhan ini hanya dapat dimanfaatkan bila kita rajin mencoba. Sebelum membuat solusi sendiri, coba eksplorasi pustaka bahasa, mungkin telah diselesaikan” (Bambang Hariyanto, Esensi-esensi Bahasa Pemrograman Java, 2007, Hal. 37-38)

2. Kutipan tak langsung

Penulisan dengan identasi merupakan konvensi penulisan yang bagus untuk diikuti. Identasi berarti memberi iden setiap menemui blok baru pada blok-blok yang berbeda. Identasi adalah gaya penulisan program bukan bagian bahasa secara teknis, sehingga digunakan untuk memperjelas pembacaan program oleh pemrogram, bukan oleh kompilator. Kompilator menghasilkan keluaran yang sama meski tanpa identasi. (Bambang Hariyanto, Esensi-esensi Bahasa Pemrograman Java, 2007, Hal. 174)


Sumber:

http://teorionline.wordpress.com/service/metode-pengumpulan-data/