Sabtu, 20 April 2013

TUGAS SOFTSKILL 2 (GROUP/KELOMPOK)


Ø   Jelaskan perkembangan perdagangan luar negeri 10 tahun terakhir & buatlah dalam table!
Prospek perekonomian global masih diliputi dengan keridakpastian. Ditengah upaya penyelamatan ekonomi yang saat ini sedang berlangsung diberbagai negara, antara lain AS dengan paket stimulus fiscal senilai USD838 miliar, kondisi perekonimian global masuih terus memburuk. Dengan perkembangan pertumbuhan ekonomi dunia pada 2009 diperkirakan mengalami perlambatan menjadi 0,5% dari 3,4% pada tahun 2008. Perlambatan petumbuhan ekonomi dunia tersebut menyebabkan pertumbuhan volume perdagangan dunia mengalami kontraksi hingga 2,8%. Prospek pertumbuhsn ekonomi global dalam jangka menengah selanutnya akan sangat ditentukan oleh keberhasilan upaya pemulihan ekonomi dalam jangka pendek ini. Apabila paket stimulus fiscal dapat berjalan mulus dan langkah-langkah penyelamatan perbankan di berbagai negara, khususnya di nefara G-7, berhasil memulihkan stabilitas dipasar keuangan, maka beberapa lembaga dunia seperti IMF dan world Bank memperkirakan pertumbuhan ekonimi dunia akan mulai mengalamiu perbaikan di akhir 2009. Akselerasi oertumbuhan ekonomi global diperkirakan akan  mulai terjadi pada 2010 dan selanjutnya akan semakin kuat pada 2011 (Tabel4.1).
Asesmen Bank Indonesia 2 terhadap perkiraan pertumbuhan 3  negara utama dunia, yakni AS, negara kawasan Euro, dan Jepang memperkuat perkiraan yang dihasulkan lembaga-lembaga dunia di atas. Pertumbuhan PDB rill AS (yo-y) pada triwulan I-2009 diperkirakan sebesar -1,9%,triwula  II sebesar -2,5%, triwulan III sebesar -2,1% dan triwulan IV sebesar -0,2%, sehingga pertumbuhan sepanjang tahun 2009  diperkirakan akan sebesar -1,6%. Setelah tahun 2009 Amerika Serikat akan tumbuh poositif 2,0 pada tahun 2010 dan selanjutnya 2,7% pada tahun 2011. Untuk kawasan Euro, pertumbuhan PDB rill (y-o-y) sepanjang tugatriwuln pertama 2009, kawasan Euro diperkirakan sudah oulih dengan laju pertumbuhan ekonomi sebesar 0,1%.

Secara tahunan, pertumbuhan 2009 diprakirakan masih negative -1.2% untuk kemudian kembali pulih ke tingkat 2,3% pada tahun 2010 dan 2,6 pada tahun 2011. Untuk Jepang, pertumbuhan PDB rill (y-o-y) pada triwulan I √ 2009 diperkirakan akan snagat terkontraksi (-3,8%) sebelum -2,8% pada triwulan II, dan -2,2% di triwulan III, untuk kemudian kembaki positif sebesar 0,2% pada triwulan terakhir 2009. Pada tahun 2009 secakeseluruhan ekonomi Jepang tumbuh negative -2,2% untuk kemudian naik 2,0% tahun 2010 dan 3,2% pada tahun 2011. Berpihak pada perkiraan diatas, lintasan pemulih ekonomi (recovery path) dunia, yang dimotori oleh negara-negara maju, secara kuartalan diperkirakan akan mengikuti pola ≈U-shapeΔ, namun secara tahunan akan cenderung ≈V-shapeΔ.

PERKEMBANGAN PERDAGANGAN LUAR NEGERI 10 TAHUN TERAKHIR
Data perkembangan Produk Domestik Bruto ditinjau dari sisi penggunaan dalam kurun waktu 10 tahun terakhir digunakan sebagai data dasar untuk menganalisis ketahanan ekonomi Indonesia terhadap gejolak atau krisis ekonomi yang terjadi pada tahun 2008 dan yang berpotensi untuk terjadi kembali pada akhir 2011 atau awal 2012 sehubungan dengan memburuknya krisis utang di 5 negara Eropa (Portugal, Italia, Irlandia, Yunani dan Spanyol) serta belum pulihnya krisis ekonomi AS.
  1. Tabel berikut ini menunjukkan perkembangan PDB menurut jenis penggunaan dalam waktu 10 tahun terakhir (dalam Rp triliun).



2. Tabel diatas menjelaskan bahwa:
·         Dalam 10 tahun terakhir ditinjau dari sisi penggunaan, kontributor terbesar terhadap PDB Indonesia adalahKonsumsi Rumah Tangga dan Pembentukan Modal Tetap Bruto yang tumbuh secara signifikan diikuti olehKonsumsi Pemerintah pada urutan ketiga. Sedangkan perdagangan internasional secara netto yaitu Ekspor dikurangi Impor selama 10 tahun terakhir ini kontribusinya terhadap PDB cukup kecil.
·         Pembentukan Modal Tetap Bruto meningkat cukup signifikan. Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) adalah pengeluaran untuk barang modal yang mempunyai umur pemakaian lebih dari satu tahun dan tidak merupakan barang konsumsi. PMTB mencakup bangunan tempat tinggal dan bukan tempat tinggal, bangunan lain seperti infrastruktur jalan, pelabuhan dan bandara, serta mesin dan peralatan. Pengeluaran barang modal untuk keperluan militer tidak dicakup dalam rincian ini tetapi digolongkan sebagai konsumsi pemerintah. Tingginya laju peningkatan kontribusi PMTB menunjukkan bahwa kontribusi investasi mulai mengejar secara perlahan kontribusi konsumsi rumah tangga terhadap PDB.
·         Besarnya kontribusi Konsumsi Rumah Tangga dan Pembentukan Modal Tetap Bruto serta Konsumsi Pemerintah dan kecilnya kontribusi netto perdagangan internasional (Ekspor dikurangi Impor) menunjukan bahwa kekuatan perekonomian Indonesia sesungguhnya terletak pada kekuatan pasar domestik dan kurang/tidak tergantung pada pasar ekspor. Kondisi ini pula yang menyebabkan perekonomian Indonesia relatif lebih tahan terhadap krisis yang terjadi pada tahun 2008 dan juga terhadap potensi krisis yang mungkin akan terjadi pada akhir 2011 atau awal 2012 di Zona Euro dan Amerika Serikat.

  1. Tabel berikut ini menunjukkan kontribusi (dalam %) dari setiap sisi penggunaan terhadap PDB dalam 10 tahun terakhir.



o    a)  Dari tabel ini terlihat dengan jelas kecenderungan semakin menurunnya kontribusi Konsumsi Rumah Tangga dari 70,6% terhadap PDB pada tahun 2002 menjadi 56,7% terhadap PDB pada tahun 2010. Dengan kecenderungan penurunan kontribusi Konsumsi Rumah Tangga ini maka pernyataan para pengamat yang mengatakan bahwa ekonomi Indonesia ditopang oleh konsumsi pada dasarnya sudah tidak tepat.
o    b)  Tabel ini juga menunjukkan bahwa Pembentukan Modal Tetap Bruto secara konsisten mengalami peningkatan yang cukup signifikan yaitu meningkat dari 20,2% dari PDB pada tahun 2002 menjadi 32,2% dari PDB pada tahun 2010. Kecenderungan ini menunjukkan perkembangan yang sangat positif karena pendapatan (termasuk saving) digunakan untuk investasi barang modal yang pada gilirannya akan meningkatkan laju pertumbuhan ekonomi di masa yang akan datang.Kita harus ingat bahwa tidak ada pertumbuhan tanpa investasi.
c) Kontribusi perdagangan internasional secara netto (Ekspor dikurangi Impor) cenderung mengalami penurunan dari 8,5% dari PDB pada tahun 2001 menjadi 1,6% dari PDB pada tahun 2010. Meskipun nilai ekspor pada tahun 2010 mencapai Rp 1.580,0 trilyun (atau 24,6% dari PDB), namun nilai impor juga cukup besar mencapai Rp. 1.475,8 trilyun (atau 23,0% dari PDB). Beberapa hal yang perlu dicermati terkait ekspor dan impor antara lain :
§  - Kecenderungan ini menunjukkan adanya sisi positif dan sisi negatif. Sisi positifnya mengindikasikan bahwaPDB Indonesia bertumpu pada kekuatan ekonomi domestik, namun sisi negatifnya kalau kecenderungan penurunan kontribusi surplus perdagangan ini terus menurun bahkan bisa sampai negatif atau mengakibatkan defisit neraca perdagangan, maka hal ini perlu diwaspadai agar tidak terjadi banjir produk impor yang akan merugikan produk domestik.
§  - Namun berdasarkan pengalaman selama ini ketika ekspor mengalami peningkatan maka impor juga mengalami peningkatan sebaliknya ketika ekspor mengalami penurunan maka impor juga mengalami penurunan.
§  Semakin mengecilnya netto perdagangan luar negeri sejalan dengan peningkatan investasi (PMTB) pada dasarnya bukanlah merupakan hal yang negatif karena investasi barang modal yang kita lakukan sebagian memang memerlukan barang modal yang diimpor terutama barang modal untuk industri manufaktur dan industri pengolahan. 
  1. Mengantisipasi potensi krisis yang mungkin kembali terjadi dan berdasarkan data perkembangan perekonomian Indonesia dalam kurun waktu 10 tahun terakhir dapat disimpulkan dan disarankan hal-hal sebagai berikut:
o    a)  Kekuatan perekonomian Indonesia pada dasarnya terletak pada kekuatan ekonomi domestik sehingga lebih tahan terhadap krisis ekonomi global.
o    b)  Pemerintah selama 7 tahun terakhir sudah menjalankan kebijakan fiskal yang sangat disiplin sehingga dari sisi fiskal perekonomian Indonesia memiliki tingkat kesehatan yang cukup baik.
o    c)  Bank Indonesia agar terus meningkatkan pengawasan terhadap sektor perbankan kita yang kinerjanya cukup baik agar sektor perbankan ini memiliki daya tahan yang tangguh dalam menghadapi krisis.
o    d)  BUMN dan usaha swasta agar mempercepatpenerapan International Financial Reporting Standards(IFRS) agar laporan keuangan perusahaan merefleksikan secara benar dan fair kondisi bisnis yang dilakukan sehingga diharapkan dapat mencegah krisis keuangan yang dipicu oleh usaha swasta sebagaimana terjadi atau dialami pada tahun 2008 di Amerika Serikat.
o    e)  Agar perekonomian domestik mampu bertahan maka kita tetap perlu menjaga tingkat inflasi dan mengendalikan gejolak nilai tukar. Di sektor riil ketahanan energi dan ketahanan pangan perlu terus ditingkatkan. Upaya peningkatan ketahanan energi dan pangan antara lain:
§  - Peningkatkan ketahanan energi antara lain penggunaan BBG dan LPG sebagai pengganti BBM bersubsidi untuk sektor transportasi dan percepatan pembangunan PLTU 10 Ribu MW untuk mengurangi penggunaan BBM Solar sebagai energi pembangkit.
§  - Peningkatan ketahanan pangan antara lain melakukan kembali Gerakan Peningkatan Produksi Beras Nasional (GP2BN) yang cukup sukses pada masa kerja KIB I.
o    f) Terus melakukan perbaikan terhadap faktor yang menghambat investasi (de-bottlenecking) agar peluang yang sangat besar dari kondisi perekonomian yang cukup kondusif saat ini mampu meraih aliran modal masuk untuk diinvestasikan di sektor riil dalam negeri, sehingga ketika krisis berakhir perekonomian kita dapat tumbuh dengan laju pertumbuhan yang lebih tinggi.

DAFTAR PUSTAKA

NAMA KELOMPOK
Ø  Arif Setiawan
Ø  Elena Carfin
Ø  Nur Intan Sari
Ø  Risca Wijaya
Ø Yuliana Dermawan Putri

Minggu, 14 April 2013

TUGAS SOFTSKILL 1 (GROUP/KELOMPOK)

1.)  Apa yang dimaksud kebijakan ekonomi moneter ?
Kebijakan moneter adalah proses mengatur persediaan uang sebuah negara untuk mencapai tujuan tertentu; seperti menahan inflasi, mencapai pekerja penuh atau lebih sejahtera. Kebijakan moneter dapat melibatkan mengeset standar bunga pinjaman, "margin requirement", kapitalisasi untuk bank atau bahkan bertindak sebagai peminjam usaha terakhir atau melalui persetujuan melalui negosiasi dengan pemerintah lain. Kebijakan moneter pada dasarnya merupakan suatu kebijakan yang bertujuan untuk mencapai keseimbangan internal (pertumbuhan ekonomi yang tinggi, stabilitas harga, pemerataan pembangunan) dan keseimbangan eksternal (keseimbangan neraca pembayaran) serta tercapainya tujuan ekonomi makro, yakni menjaga stabilisasi ekonomi yang dapat diukur dengan kesempatan kerja, kestabilan harga serta neraca pembayaran internasional yang seimbang. Apabila kestabilan dalam kegiatan perekonomian terganggu, maka kebijakan moneter dapat dipakai untuk memulihkan (tindakan stabilisasi). Pengaruh kebijakan moneter pertama kali akan dirasakan oleh sektor perbankan, yang kemudian ditransfer pada sektor riil.

2.)    Apa yang  dimaksud kebijakan ekonomi fiscal ?
Kebijakan fiskal merujuk pada kebijakan yang dibuat pemerintah untuk mengarahkan ekonomi suatu negara melalui pengeluaran dan pendapatan (berupa pajak) pemerintah. Kebijakan fiskal berbeda dengan kebijakan moneter, yang bertujuan men-stabilkan perekonomian dengan cara mengontrol tingkat bunga dan jumlah uang yang beredar. Instrumen utama kebijakan fiskal adalah pengeluaran dan pajak. Perubahan tingkat dan komposisi pajak dan pengeluaran pemerintah dapat memengaruhi variabel-variabel berikut:
Ø  Permintaan agregat dan tingkat aktivitas ekonomi
Ø  Pola persebaran sumber daya
Ø  Distribusi pendapatan
                                                           
3.)    Terangkan apa yang dimaksud dengan kebijakan fiscal dan moneter disektor luar negeri ?
Kebijakan fiskal dan kebijakan moneter satu sama lain saling berpengaruh dalam kegiatan perekonomian. Masing – masing variabel kebijakan tersebut, kebijakan fiskal dipengaruhi oleh dua variabel utama, yaitu pajak (tax) dan pengeluaran pemerintah (goverment expenditure). Sedangkan variabel utama dalam kebijakan moneter, yaitu GDP, inflasi, kurs, dan suku bunga. Berbicara tentang kebijakan fiskal dan kebijakan moneter berkaitan erat dengan kegiatan perekonomian empat sektor, dimana sektor – sektor tersebut diantaranya sektor rumah tangga, sektor perusahaan, sektor pemerintah dan sektor dunia internasional/luar negeri. Ke-empat sektor ini memiliki hubungan interaksi masing – masing dalam menciptakan pendapatan dan pengeluaran.
Kebijakan fiskal akan mempengaruhi perekonomian melalui penerimaan negara dan pengeluaran negara. Disamping pengaruh dari selisih antara penerimaan dan pengeluaran (defisit atau surplus), perekonomian juga dipengaruhi oleh jenis sumber penerimaan negara dan bentuk kegiatan yang dibiayai pengeluaran negara. Kebijakan fiscal dan moneter yang biasa disebut dengan Kebijaksanaan menekan dan memindah Pengeluaran.

Kebijaksanaan menekan pengeluaran
Dilakukan dengan cara mengurangi tingkat konsumsi/pengeluaran yang dilakukan oleh para pelaku ekonomi di Indonesia.
Cara-cara yang ditempuh adalah :

Ø  Menaikkan pajak pendapatan
Ø  Mengurangi pengeluaran pemerintah
Jika dilihat dari tindakan-tindakan yang diambil tersebut, kebijaksanaan ini tampaknya tidak cocok untuk keadaan perekonomian yang sedang mengalami tingkat pengangguran yang tinggi, karena dengan kondisi seperti itu, perekonomian yang sedang membutuhkan dana yang besar untuk menaikkan investasi dapat tercipta lapangan pekejaan yang menampung para penganggur tersebut.
Kebijaksanaan memindah pengeluaran
Dalam kebijaksanaan menekan pengeluaran, pengeluaran para pelaky ekonomi diusahakan berkurang, maka dalam kebijaksanaan ini pengeluaran mereka tidak berkurang, hanya dipindah dan digeser pada bidang yang tidak terlalu beresiko memperburuk perekonomian. Kebijaksanaan ini dilakukan secara paksa dan juga rangsangan.
Jika kebijaksanaan dilakukan secara paksa ; 
Ø  Menekan tariff atau quota
Ø  Mengawasi pemakaian valuta asing

Jika kebijaksanaan dilakukan secara Rangsangan : 
Ø  Menciptakan rangsangan-rangsangan ekspor
Ø  Menyetabilkan upah dan harga di dalam negeri
Ø  Melakukan Devaluasi Devaluasi adalah Suatu tindakan pemerintah dengan menaikkan nilai tukar mata uang Rupiah dan Dolar, devaluasi juga menyebabkan semakin banyak rupiah yang harus dikorbankan untuk mendapatkan satu unit dolar.
                                                                                                                                                                               

DAFTAR PUSTAKA


NAMA KELOMPOK

Ø Arif Setiawan
Ø  Elena Carfin
Ø  Nur Intan Sari
Ø  Risca Wijaya
Ø Yuliana Dermawan Putri


PENGANGGURAN DAN INFLASI

I.                  PENDAHULUAN

Dua indicator kinerja perekonomian yang terus menerus diamati adalah pengangguran dan inflasi. Dimana dampak dari pengangguran dan inflasi sangat mepengaruhi perekonomian Indonesia. Pemerintah harus melakukan suatu tindakan untuk menyelesaikan kedua masalah kinerja ini. Karena kedua kinerja ini tidak hanya mempengaruhi perekonomian Indonesia tetapi juga dapat meningkatkan angka kemiskinan yang semakin tinggi di Indonesia dan didukung pula dengan banyak factor yang mengakibatkan pengangguran dan inflasi untuk terjadi.

II.               ISI

A.PENGANGGURAN

Pengertian pengangguran

Pengertian Pengangguran Pengangguran adalah orang yang masuk dalam angkatan kerja (15 sampai 64 tahun) yang sedang mencari pekerjaan dan belum mendapatkannya. Orang yang tidak sedang mencari kerja contohnya seperti ibu rumah tangga, siswa smp, sma, mahasiswa perguruan tinggi, dan lain sebagainya yang karena sesuatu hal tidak/belum membutuhkan pekerjaan.

Pengangguran atau tuna karya adalah istilah untuk orang yang tidak bekerja sama sekali, sedang mencari kerja, bekerja kurang dari dua hari selama seminggu, atau seseorang yang sedang berusaha mendapatkan pekerjaan yang layak. Tingkat pengangguran dapat dihitung dengan cara membandingkan jumlah pengangguran dengan jumlah angkatan kerja yang dinyatakan dalam persen. Ketiadaan pendapatan menyebabkan penganggur harus mengurangi pengeluaran konsumsinya yang menyebabkan menurunnya tingkat kemakmuran dan kesejahteraan. Pengangguran yang berkepanjangan juga dapat menimbulkan efek psikologis yang buruk terhadap penganggur dan keluarganya.

Berikut ini adalah beberapa penyebab yang menyebabkan menjamurnya para pengangguran di Indonesia.

·         Penduduk yang relatif banyak Semakin banyaknya jumlah penduduk di Indonesia, tentunya membawa dampak yang tidak baik bagi kehidupan social. Kepadatan penduduk ini juga akan berdampak pada pertambahan jumlah pengangguran.

·         Pendidikan dan keterampilan yang rendahSyarat seseorang untuk bisa dengan mudahnya memperoleh pekerjaan tentunya harus dimodali dengan pendidikan dan keterampilan yang bagus. Kalau tidak, jangan harap kita bisa dapat pekerjaan yang layak. Bayangkan saja begitu banyaknya lulusan-lulusan SMP, SMA maupun perguruan tinggi lainnya di tiap tahunnya, hanya yang berbibit unggullah yang kelak akan menghiasi dunia pekerjaan.

·         Terbatasnya lapangan kerja yang ada. Laju pertumbuhan penduduk yang tinggi dan lulusan yang banyak sekali tiap tahunnya sayangnya tidak diimbangi dengan banyaknya lapangan pekerjaan yang disediakan. Hal ini menyebabkan semakin banyaknya pengangguran.

·         Teknologi yang semakin modern. Di era globalisasi ini, teknologi sudah sulit dijauhkan dalam kehidupan sehari-hari kita. Kehadirannya begitu penting. Suatu pekerjaan akan lebih cepat selesai, akurat, dan efisien dengan menggunakan teknologi. Biaya yang dikeluarkan pun sedikit lebih menguntungkan dibandingkan dengan menyerap tenaga kerja yang banyak namun tidak efisien dalam waktu pengerjaan.

·         Pengusaha yang selalu mengejar keuntungan dengan menerapkan sistem pegawai kontrak (outsourcing). Perusahaan-perusahaan saat ini lebih sering menerapkan sistem tersebut karena dinilai lebih menguntungkan mereka. Apabila mempunyai pegawai tetap, mereka akan dibebankan pada biaya tunjangan ataupun dana pension kelak ketika pegawai sudah tidak lagi bekerja. Namun dengan sistem pegawai kontrak ini, mereka bisa seenaknya mengambil pegawainya ketika butuh atau sedang ada proyek besar dan kemudian membuangnya lagi setelah proyek tersebut sudah berakhir. Dan tentunya hal ini akan membuat perusahaan tidak perlu membuang biaya besar.  Namun sistem ini membuat munculnya pengangguran

·         Adanya pemutusan kerja dari perusahaan biasanya disebabkan antara lain; perusahaan yang menutup atau mengurangi bidang usahanya akibat krisis ekonomi atau keamanan yang kurang kondusif; peraturan yang menghambat inventasi; hambatan dalam proses ekspor impor, dan lain-lain. Bisa juga dikarenakan perusahaan yang bangkrut disebabkan oleh karena kredit macet atau tidak mampu mengangsur pinjaman Bank. Kredit macet disebabkan oleh krisis ekonomi yang melanda bangsa ini sejak tahun 1997.

·         Pemulangan TKI ke Indonesia. TKI yang bermasalah di luar negeri sehingga harus di deportasi ke daerah asalnya tentunya hanya akan menambah daftar panjang para penganggur di Indonesia. Padahal sebenarnya diharapkan TKI tersebut dapat membantu pemerintah mengurangi jumlah pengangguran di negeri ini dan menambah devisa Negara.

·         Penyediaan dan pemanfaat tenaga kerja antar daerah tidak seimbang. Jumlah angkatan kerja disuatu daerah mungkin saja lebih besar dari kesempatan kerja, sedangkan di daerah lainnya dapat terjadi keadaan sebaliknya. Keadaan tersebut dapat mengakibatkan perpindahan tenaga kerja dari suatu daerah ke daerah lain, bahkan dari suatu negara ke negara lainnya.

Kebijakan-Kebijakan Pengangguran

Adanya bermacam-macam pengangguran membutuhkan cara-cara mengatasinya yang disesuaikan dengan jenis pengangguran yang terjadi, yaitu sebagai berikut :

1) Cara Mengatasi Pengangguran Struktural

Untuk mengatasi pengangguran jenis ini, cara yang digunakan adalah :

  • Peningkatan mobilitas modal dan tenaga kerja.

  • Segera memindahkan kelebihan tenaga kerja dari tempat dan sector yang kelebihan ke tempat dan sektor ekonomi yang kekurangan.

  • Mengadakan pelatihan tenaga kerja untuk mengisi formasi kesempatan (lowongan) kerja yang kosong, dan

  • Segera mendirikan industri padat karya di wilayah yang mengalami pengangguran.

2) Cara Mengatasi Pengangguran Friksional

Untuk mengatasi pengangguran secara umum antara lain dapat digunakan cara-cara sebagai berikut.

  • Perluasan kesempatan kerja dengan cara mendirikan industri-industri baru, terutama yang bersifat padat karya.

  • Deregulasi dan debirokratisasi di berbagai bidang industri untuk merangsang timbulnya investasi baru.

  • Menggalakkan pengembangan sektor informal, seperti home industry.

  • Menggalakkan program transmigrasi untuk menyerap tenaga kerja di sektor agraris dan sektor formal lainnya.

  • Pembukaan proyek-proyek umum oleh pemerintah, seperti pembangunan jembatan, jalan raya, PLTU, PLTA, dan lain-lain sehingga bisa menyerap tenaga kerja secara langsung maupun untuk merangsang investasi baru dari kalangan swasta.

     3) Cara Mengatasi Pengangguran Musiman

Jenis pengangguran ini bisa diatasi dengan cara sebagai berikut.

  • Pemberian informasi yang cepat jika ada lowongan kerja di sektor lain, dan

  • Melakukan pelatihan di bidang keterampilan lain untuk memanfaatkan waktu ketika menunggu musim tertentu.

     4) Cara Mengatasi Pengangguran Siklus

Untuk mengatasi pengangguran jenis ini antara lain dapat digunakan cara-cara sebagai berikut.

·         Mengarahkan permintaan masyarakat terhadap barang dan jasa, dan

·         Meningkatkan daya beli masyarakat

Dampak Pengangguran terhadap Pembangunan Ekonomi

Untuk mengetahui dampak pengganguran terhadap perekonomian kita perlu mengelompokkan pengaruh pengganguran terhadap dua aspek ekonomi , yaitu:

1) Dampak Pengangguran terhadap Perekonomian suatu Negara

Tujuan akhir pembangunan ekonomi suatu negara pada dasarnya adalah meningkatkan kemakmuran masyarakat dan pertumbuhan ekonomi agar stabil dan dalam keadaan naik terus.Jika tingkat pengangguran di suatu negara relatif tinggi, hal tersebut akan menghambat pencapaian tujuan pembangunan ekonomi yang telah dicita-citakan.Hal ini terjadi karena pengganguran berdampak negatif terhadap kegiatan perekonomian, seperti yang dijelaskan di bawah ini:

1.      Pengangguran bisa menyebabkan masyarakat tidak dapat memaksimalkan tingkat kemakmuran yang dicapainya. Hal ini terjadi karena pengangguran bisa menyebabkan pendapatan nasional riil (nyata) yang dicapai masyarakat akan lebih rendah daripada pendapatan potensial (pendapatan yang seharusnya). Oleh karena itu, kemakmuran yang dicapai oleh masyarakat pun akan lebih rendah.

2.      Pengangguran akan menyebabkan pendapatan nasional yang berasal dari sector pajak berkurang. Hal ini terjadi karena pengangguran yang tinggi akan menyebabkan kegiatan perekonomian me-nurun sehingga pendapatan masyarakat pun akan menurun. Dengan demikian, pajak yang harus dibayar dari masyarakat pun akan menurun. Jika penerimaan pajak menurun, dana untuk kegiatan ekonomi pemerintah juga akan berkurang sehingga kegiatan pembangunan pun akan terus menurun

3.     Pengangguran tidak menggalakkan pertumbuhan ekonomi. Adanya pengangguran akan menye-babkan daya beli masyarakat akan berkurang sehingga permintaan terhadap barang-barang hasil produksi akan berkurang. Keadaan demikian tidak merangsang kalangan Investor (pengusaha) untuk melakukan perluasan atau pendirian industri baru. Dengan demikian tingkat investasi menurun sehingga pertumbuhan ekonomipun tidak akan terpacu.

2) Dampak pengangguran terhadap Individu yang Meng-alaminya dan Masyarakat

Berikut ini merupakan dampak negatif pengangguran terhadap individu yang mengalaminya dan terhadap masyarakat pada umumnya:

1.      Pengangguran dapat menghilangkan mata pencaharian

2.      Pengangguran dapat menghilangkan keterampilan

3.      Pengangguran akan menimbulkan ketidakstabilan social politik.

B.INFLASI

Pengertian Inflasi

Inflasi adalah indicator pergerakan harga harga dan jasa secara umum, ynag secara bersamaan juga  berkaitan dengan kemampuan daya beli. Inflasi mencerminkan stabilitas harga, semakin rendah nilai suatu inflasi berarti semakin besar adanya kecenderungan kearah stabilitas harga. Namun masalah inflasi tidak hanya berkaitan dengan melonjaknya harga suatu barang dan jasa. Inflasi juga sangat berkaitan dengan purchasing power atua daya beli dari masyarakat. Sedangkan daya beli masyarakat sanagt bergantung pada upah rill. Inflasi sebenarnya tidak terlalu bermasalah jika kenaikan harga dibarengi dengan kenaikan upah rill. Tidak jarang pula inflasi harus menerima tuduhan sebagai penyebab gagalnya berbagai kegiatan ekonomi suatu negara.

Penyebab terjadinya inflasi

Inflasi dapat disebabkan oleh dua hal, pertama yaitu tarika  permintaan (kelebihan likuiditas/uang/alat tukar) dan yang kedua adalah desakan ( tekanan ) produksi dan/atau distribusi (kurangnya produksi (product or service) dan/atau juga termasuk kurangnya distribusi ). untuk sebab pertama lebih dipengaruhi dari oeran negara dalam kebijakan moneter (bank sentarl), dalam hal ini dipegang Pemerintah (Government) seoerti fiscal ( perpajakan / pungutan / intensif / disinsentif ), kebijakan pembangunan infrastruktur, regulasi, dll.

Penggolongan

Berdasarkan asalnya, inflasi dapat digolongkan menjadi dua, yaitu inflasi yang berasal dari dalam negeri dan inflasi yang berasal dari luar negeri. Inflasi berasal dari dalam negeri misalnya terjadi akibat terjadinya defisit anggaran belanja yang dibiayai dengan cara mencetak uang baru dan gagalnya pasar yang berakibat harga bahan makanan menjadi mahal. Sementara itu, inflasi dari luar negeri adalah inflasi yang terjadi sebagai akibat naiknya harga barang impor. Hal ini bisa terjadi akibat biaya produksi barang di luar negeri tinggi atau adanya kenaikan tarif impor barang.

Inflasi juga dapat dibagi berdasarkan besarnya cakupan pengaruh terhadap harga. Jika kenaikan harga yang terjadi hanya berkaitan dengan satu atau dua barang tertentu, inflasi itu disebut inflasi tertutup (Closed Inflation). Namun, apabila kenaikan harga terjadi pada semua barang secara umum, maka inflasi itu disebut sebagai inflasi terbuka (Open Inflation). Sedangkan apabila serangan inflasi demikian hebatnya sehingga setiap saat harga-harga terus berubah dan meningkat sehingga orang tidak dapat menahan uang lebih lama disebabkan nilai uang terus merosot disebut inflasi yang tidak terkendali (Hiperinflasi).

Berdasarkan keparahannya inflasi juga dapat dibedakan :

a) Inflasi ringan (kurang dari 10%/tahun)

b) Inflasi sedang (antara 10% sampai 30%/tahun)

c) Inflasi berat (antara 30% sampai 100%/tahun)

d) Hiperinflasi (lebih dari 100%/tahun)

d) Mengukur inflasi

Inflasi diukur dengan menghitung perubahan tingkat persentase perubahan sebuah indeks harga. Indeks harga tersebut di antaranya:

·         Indeks harga konsumen (IHK) atau consumer price index (CPI), adalah indeks yang mengukur harga rata-rata dari barang tertentu yang dibeli oleh konsumen.

·         Indeks biaya hidup atau cost-of-living index (COLI).

·         Indeks harga produsen adalah indeks yang mengukur harga rata-rata dari barang-barang yang dibutuhkan produsen untuk melakukan proses produksi. IHP sering digunakan untuk meramalkan tingkat IHK di masa depan karena perubahan harga bahan baku meningkatkan biaya produksi, yang kemudian akan meningkatkan harga barang-barang konsumsi.

·         Indeks harga komoditas adalah indeks yang mengukur harga dari komoditas-komoditas tertentu.

·         Indeks harga barang-barang modal

·         Deflator PDB menunjukkan besarnya perubahan harga dari semua barang baru, barang produksi lokal, barang jadi, dan jasa.

Jika diperhatikan, maka imflasi memang akan membawa dampak yang kurang baik bagi beberapa aspek kegiatn ekonomi masyarakat, diantaranya:

Ø  terhambatnya pertumbuhan ekonomi negara, karena berkurangnya investasi dan berkurangnya minat menabung.

Ø  masyarakat yang berpenghasilan rendah tidak dapat menjangkau harga barang, karena harga barang mengalami kenaikan.

Ø  jika terdapat kebijakan untuk mengurangi inflasi, maka akan terjadi pengangguran, karena pemerintah berusaha untuk menekan harga.

Ø  masyarakat akan cenderung untuk menyimpan barang daripada menyimpan uang.

Ø  nilai mata uang turun, karena adanya kenaikan harga barang.

Meskipun banyak orang lebih melihat inflasi sebagai suatu yang merugikan, namun ada beberapa sisi positif dari adanya inflasi ini,yakni:

  • Inflasi yang terkendali menggambarkan adanya aktivitas ekonomi dalam suatu negara

  • Inflasi terkendali merangsang masyarakat untuk terus berusaha bekerja keras untuk meningkatkan kesejahteraanya, agar tetap dapat mengikuti penurunan nilai rill pedapatannya.

III.           PENUTUP

Demikian yang dapat saya paparkan mengenai materi yang menjadi pokok bahasan dalam tulisan ini mengenai pengangguran dan inflasi yang ternyata mempengaruhi perekonomian Indonesia, tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahan karena terbatasnya pengetahuan yang berhubungan dengan judul tulisan ini. Saya berharap isi dari tulisin ini dapat memberikan sedikit informasi atau berguna bagi pembaca.

IV.           DAFTAR PUSTAKA

Name : Yuliana Dermawan Putri

Class : 1EB18

NPM : 27212937

TULISAN INDIVIDUAL