Sabtu, 11 Oktober 2014

Penalaran Pada Artikel

1. Tsunami (bahasa Jepang: 津波; tsu = pelabuhan, nami = gelombang, secara harafiah berarti "ombak besar di pelabuhan") adalah perpindahan badan air yang disebabkan oleh perubahan permukaan laut secara vertikal dengan tiba-tiba. Perubahan permukaan laut tersebut bisa disebabkan oleh gempa bumi yang berpusat di bawah laut, letusan gunung berapi bawah laut, longsor bawah laut, atau atau hantaman meteor di laut. Gelombang tsunami dapat merambat ke segala arah. Tenaga yang dikandung dalam gelombang tsunami adalah tetap terhadap fungsi ketinggian dan kelajuannya. Di laut dalam, gelombang tsunami dapat merambat dengan kecepatan 500-1000 km per jam. Setara dengan kecepatan pesawat terbang. Ketinggian gelombang di laut dalam hanya sekitar 1 meter. Dengan demikian, laju gelombang tidak terasa oleh kapal yang sedang berada di tengah laut. Ketika mendekati pantai, kecepatan gelombang tsunami menurun hingga sekitar 30 km per jam, namun ketinggiannya sudah meningkat hingga mencapai puluhan meter. Hantaman gelombang Tsunami bisa masuk hingga puluhan kilometer dari bibir pantai. Kerusakan dan korban jiwa yang terjadi karena Tsunami bisa diakibatkan karena hantaman air maupun material yang terbawa oleh aliran gelombang tsunami.


Analisa : Penalaran Deduktif


2. Dampak negatif yang diakibatkan tsunami adalah merusak apa saja yang dilaluinya. Bangunan, tumbuh-tumbuhan, dan mengakibatkan korban jiwa manusia serta menyebabkan genangan, pencemaran air asin lahan pertanian, tanah, dan air bersih. Sejarawan Yunani bernama Thucydides merupakan orang pertama yang mengaitkan tsunami dengan gempa bawah laut. Namun hingga abad ke-20, pengetahuan mengenai penyebab tsunami masih sangat minim. Penelitian masih terus dilakukan untuk memahami penyebab tsunami. geologi, geografi, dan oseanografi pada masa lalu menyebut tsunami sebagai "gelombang laut seismik". Beberapa kondisi meteorologis, seperti badai tropis, dapat menyebabkan gelombang badai yang disebut sebagai meteor tsunami yang ketinggiannya beberapa meter di atas gelombang laut normal. Ketika badai ini mencapai daratan, bentuknya bisa menyerupai tsunami, meski sebenarnya bukan tsunami. Gelombangnya bisa menggenangi daratan. Gelombang badai ini pernah menggenangi Burma (Myanmar) pada Mei 2008. Wilayah di sekeliling Samudra Pasifik memiliki Pacific Tsunami Warning Centre (PTWC) yang mengeluarkan peringatan jika terdapat ancaman tsunami pada wilayah ini. Wilayah di sekeliling Samudera Hindia sedang membangun Indian Ocean Tsunami Warning System (IOTWS) yang akan berpusat di Indonesia. Bukti-bukti historis menunjukkan bahwa megatsunami mungkin saja terjadi, yang menyebabkan beberapa pulau dapat tenggelam


Analisa : Penalaran Induktif

Pengertian Penalaran



PENALARAN
 adalah proses berpikir yang bertolak dari pengamatan indera (pengamatan empirik) yang menghasilkan sejumlah konsep dan pengertian. Berdasarkan pengamatan yang sejenis juga akan terbentuk proposisi – proposisi yang sejenis, berdasarkan sejumlah proposisi yang diketahui atau dianggap benar, orang menyimpulkan sebuah proposisi baru yang sebelumnya tidak diketahui. Proses inilah yang disebut menalar.
1.       Definisi Penalaran Menurut Para Ahli
A.      Keraf (1985: 5) berpendapat bahwa Penalaran adalah suatu proses berpikir dengan menghubung-hubungkan bukti, fakta, petunjuk atau eviden, menuju kepada suatu kesimpulan.
B.      Bakry (1986: 1) menyatakan bahwa Penalaran atau Reasoning merupakan suatu konsep yang paling umum menunjuk pada salah satu proses pemikiran untuk sampai pada suatu kesimpulan sebagai pernyataan baru dari beberapa pernyataan lain yang telah diketahui.
C.      Suriasumantri (2001: 42) mengemukakan secara singkat bahwa penalaran adalah suatu aktivitas berpikir dalam pengambilan suatu simpulan yang berupa pengetahuan.
1.       Ciri – Ciri Penalaran
A.      Dilakukan dengan sadar,
B.      Didasarkan atas sesuatu yang sudah diketahui,
C.      Sistematis,
D.      Terarah, bertujuan,
E.       Menghasilkan kesimpulan berupa pengetahuan, keputusan atau sikap yang baru,
F.       Sadar tujuan,
G.      Premis berupa pengalaman atau pengetahuan, bahkan teori yang telah diperoleh,
H.      Pola pemikiran tertentu,
I.        Sifat empiris rasional
1.       Metode dalam menalar
Ada dua jenis metode dalam menalar yaitu induktif dan deduktif, yaitu :
1.       Penalaran Induktif
Penalaran induktif (prosesnya disebut induksi) mrpkn proses penalaran untuk menarik suatu prinsip atau sikap yang berlaku untuk umum maupun suatu kesimpulan yang bersifat umum berdasarkan atas fakta-fakta khusus.
·         Contoh:
Kambing mempunyai mata, gajah mempunyai mata, demikian pula dengan kucing, anjing, dan berbagai binatang lainnya. Jadi, semua binatang mempunyai mata.
·         Keuntungan Menggunakan Penalaran Induktif
1.       Pernyataan yang bersifat umum ini bersifat ekonomis
2.       Dari pernyataan yang bersifat umum dimungkinkan proses penalaran selanjutnya baik secara induktif maupun deduktif.
·         Jenis-jenis penalaran induktif:
1.       Generalisasi, yaitu proses penalaran berdasarkan pengamatan atas sejumlah gejala dengan sifat-sifat tertentu untuk menarik kesimpulan mengenai semua atau sebagian dari gejala serupa.
Contoh:
Orang Indonesia peramah; Bangsa Jepang adalah pekerja yang ulet; Orang Batak pandai menyanyi.
2.       Analogi (Analogi Induktif), yaitu proses penalaran untuk menarik suatu kesimpulan/inferensi tentang kebenaran suatu gejala khusus berdasarkan kebenaran gejala khusus lain yang memiliki sifat-sifat esensial yang bersamaan.
Contoh:
Siswa di Medan berseragam; siswa di Jakarta berseragam; siswa di Papua juga berseragam. Jadi, dapat dianalogikan bahwa siswa di Semarang juga berseragam.
3.       Hubungan Sebab-Akibat
Menurut prinsip umum, semua peristiwa ada penyebabnya. Jangan menarik kesimpulan (sebab-akibat) yang tidak sah. Misalnya, orang menghubungkan suatu wabah atau penyakit dengan kutukan dewa atau tempat tertentu yang dianggap keramat.
Hubungan sebab-akibat antarperistiwa dapat berupa: hubungan sebab ke akibat, akibat ke sebab, atau akibat ke akibat.

1.       Penalaran Deduktif
Penalaran deduktif (prosesnya disebut deduksi), yaitu cara berpikir yang didasarkan atas prinsip, hukum, teori atau keputusan lain yang berlaku umum untuk suatu hal atau gejala. Kesimpulannya bersifat khusus. Jadi, penalaran deduktif bergerak dari sesuatu yang umum kepada yang khusus.Proses berpikirnya dinamakan silogisme, yaitu bentuk prose penalaran yang berusaha menghubungkan dua proposisi (pernyataan: premis mayor dan premis minor) yang berlainan untuk menurunkan suatu kesimpulan.
·         Contoh:
1. Semua makhluk mempunyai mata. (p. mayor)
2. Si Polan adalah seorang makhluk. (p. minor)
3. Jadi, si Polan mempunyai mata. (kesimpulan)
1.       Kesalahan Penalaran
Salah nalar dapat terjadi di dalam proses berpikir utk mengambil keputusan. Hal ini terjadi karena ada kesalahan pada cara penarikan kesimpulan. Salah nalar lebih dari kesalahan karena gagasan, struktur kalimat, dan karena dorongan emosi.
·         Salah nalar ada dua macam:
1.       Salah nalar induktif, berupa
A.      kesalahan karena generalisasi yang terlalu luas,
B.      kesalahan penilaian hubungan sebab-akibat,
C.      kesalahan analogi.
D.      Kesalahan deduktif dapat disebabkan karena:
                                            i.            kesalahan karena premis mayor tidak dibatasi;
                                           ii.            kesalahan karena adanya term keempat;
                                         iii.            kesalahan karena kesimpulan terlalu luas/tidak dibatasi; dan
                                         iv.            kesalahan karena adanya 2 premis negatif.

Sabtu, 04 Oktober 2014

RANGKUMAN AUDIT KE-2




Auditing adalah laporan keuanga yang telah disusun oleh manajemen .
Laporan keuangan  ada 5 :
·         Neraca
·         Laba/Rugi
·         Perubahan Modal
·         Arus Kas
·         Catatan atas laporan keuangan
Keterangan:
Ø  Catatan – Catatan Pembukuan : Buku Besar , Buku Pembantu
Ø  Bukti – Bukti Pendukung : Bukti Catatan Kas , Voucher , Faktur
Ø  Dokume Lai  yang diperiksa : Notulen, Rapat Penggajian kredit, dll



·         

















IAPI : Imstitute akuntan public Indonesia
·         DSPAP : Dewan Standar Profesional Akuntan Public
·       GAAS : General Accepted Auditied Standar

 


ISA/PSA

PRINSIP ETIKA
1.       Integritas > harus adil & berterusterang dalam menbjalankan praktiknya
2.       Onjektivitas > tidak berpihak pada satu sisi
3.       Kompetensi  professional & kecermatan
4.       Kerahasiaan
5.       Perilaku Profesional

Asessi ( Assertions) adalah pernyataan manajemen yang terkandung dalam komponen-komponen keuangan .



*Ada yang bersifat implicit & eksplisit
*Implicit itu hanya catatan-catatan penambahannya
*Eksplisit itu lebih rinci


Asessi ada 5, yaitu :
1.       Keberadaan / keterjadian (existence or occurrence)
2.       Kelengkapan (completeness)
3.       Hak & Kewajiban ( Right and Obligations)
4.       Penilaian (Valuation ) atau Alokasi
5.       Penilaian & Pengungkapan ( Presentation & Disclousure)